Rabu, 02 Juli 2014

Apa itu Pengembangan diri ?



PENGEMBANGAN DIRI
Pengembangan diri merupakan bentuk perwujudan dari aktualisasi diri, yaitu proses untuk mewujudkan dirinya yang terbaik sejalan dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Setiap individu mempunyai kekuatan yang bersumber dari dirinya, namun banyak orang yang merasa tidak mempunyai kemampuan apa-apa, merasa dirinya tidak berguna dan tidak mampu mencapai aktualisasi diri. Setiap orang harus mempunyai 3 keyakinan dasar dalam pengembangan dirinya, yaitu :
  1. ia mau berubah,
  2. ia harus berubah,
  3. ia dapat berubah.
Oleh karena itu pengembangan diri memerlukan kesadaran dan motivasi untuk berubah. (CHANGE)
Berkaitan dengan pengembangan diri, kita perlu melakukan pengenalan diri sehingga dapat diperoleh informasi yang lebih akurat dan lengkap tentang kelebihan, kekurangan, kebutuhan, dan keunikan dirinya. Selanjutnya perlu dipikirkan  beberapa hal berikut :
  1. Dengan cara bagaimana akan memanfaatkan kekuatan kelebihan ?
  2. Dengan cara bagaimana kekurangan dapat diatasi ?
  3. Peluang apa saja yang dapat digunakan untuk memanfaatkan kelebihan dan mengatasi kekurangan ?
  4. Hambatan apa yang akan dijumpai dalam memanfaatkan kelebihan dan mengatasi kekurangan?
Berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan maka yang perlu diperhatikan :
  1. Fokuskan pada kelebihan bukan pada kekurangan.
  2. Sikap terhadap kekurangan :
    1. Fokuskan pada kekurangan yang menimbulkan dampak negatif besar dan memang mungkin untuk dirubah.
    2. Janganlah merisaukan kekurangan yang memang tidak dapat diubah, imbangilah dengan melihat dan mengembangkan kelebihan anda.
    3. Jangan terlalu merisaukan kekurangan kecil yang tidak berdampak dalam kehidupan anda.
PENETAPAN TUJUAN
Berkaitan dengan perumusan tujuan tertentu, perlu diperhatikan beberapa karakteristik yaitu:
  1. Bermakna pribadi, sebaiknya mempunyai arti bagi diri seseorang. Tidak untuk menyenangkan orang lain.
  2. Realistik, Sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan ada kemungkinan untuk mencapainya.
  3. Jelas dan rinci, tujuan yang luas dan abstrak tidak akan mengarahkan orang pada tujuan yang akan dicapai.
  4. Menantang, memerlukan usaha untuk mencapainya.
  5. Beresiko sedang, kemungkinan tercapainya lebih besar daripada kemungkinan gagalnya.
  6. Dapat diukur, ada kriteria ukuran keberhasilannya.
  7. Mempunyai batasan waktu.
MANAGEMENT DIRI
Anda sudah mengenal diri, dan anda sudah menetapkan tujuan ?. Akankah tujuan tersebut tercapai kalau anda senantiasa tidak mempunyai waktu untuk mencapainya, jika anda senantiasa mengalahkan tujuan tersebut untuk mengerjakan aktivitas lain ?.
Prinsip dalam management waktu adalah :
Dahulukan yang utama dan anda harus berani memutuskan mana-mana saja yang utama”.
MATRIKS MANAGEMENT WAKTU
I. AktivitasKrisis, masalah yang mendesak
II. AktivitasPencegahan, pengembangan, perencanaan, pengembangan hubungan, pengenalan peluang baru, rekreasi.
III. AktivitasBeberapa telepon, beberapa pertemuan, urusan yang mendesak, aktivitas populer.
IV. AktivitasHal-hal sepele, kerja sibuk, pemborosan waktu, aktivitas menyenangkan.
Semua aktivitas yang kita lakukan pasti termasuk dalam salah satu dari 4 kuadran tersebut. Untuk mengelola aktivitas diperlukan:
1. Penjadwalan kembali aktivitas anda. Langkah-langkahnya:
  • Telitilah penggunaan waktu anda selama ini.
  • Temukan dan kurangi (hilangkan) aktivitas-aktivitas yang berlebihan yang merupakan kuadran III dan IV. Waktu yang digunakan dikurangi atau aktivitas tersebut dihilangkan.
  • Aturlah tujuan-tujuan pengembangan diri berdasarkan waktu yang ada dengan prinsip prioritas.
  • Lakukan organisasi mingguan terhadap aktivitas anda.
2. Pendelegasian
Ketika suatu urusan tidak dapat dikerjakan maka bukan beratri kita tinggalkan begitu saja. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan mendelegasikan kepengurusan. Pendelegasian ini berfokus pada hasil yang diharapkan bukan pada metode dan memerlukan pengertian timbal balik yang jelas dan terbuka dan komitmen sehubungan dengan harapan dalam 5 area yaitu:
1) Hasil yang diinginkan
2) Patokan
3) Sumber Daya yang dapat digunakan
4) Akuntabilitas (proses evaluasi)
5) Konsekuensi bukan Akibat
PENGEMBANGAN DIRI
Fase pengembangan diri sesungguhnya merupakan tujuan yang diharapkan dari proses pengenalan diri. Pengembangan diri itu sendiri merupakan proses pertumbuhan yang terjadi secara terus-menerus, berkembang dan selalu berada dalam kemantapan hati demi suatu perbaikan, pengoptimalan potensi-potensi yang dimiliki dan usaha meminimalkan kekurangan-kekurangan yang ada.
Pengembangan diri juga merupakan suatu usaha individu untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri itu sendiri merupakan kebutuhan puncak/ tertinggi (meta needs) diantara kebutuhan-kebutuhan manusia menurut versi Abraham Maslow. Kebutuhan-kebutuhan dibawahnya adalah fisiologis (dasar) (physiological needs), kebutuhan akan rasa aman (safety needs), kebutuhan akan kasih sayang (love and belonging needs), dan kebutuhan akan harga diri (self esteem needs).
Sedangkan versi Mc Clelland, pengembangan diri bisa dikategorikan pada usaha pemenuhan kebutuhan untuk berprestasi (dikenal dengan n’Achneed for achievement). Prestasi disini adalah dalam pengertian luas, tidak sekedar dibatasi lingkup akademis (seperti nilai, Indeks Prestasi), namun juga termasuk prestasi-prestasi dalam bentuk lain yang memberikan kontribusi positif bagi individu yang bersangkutan maupun bagi masyarakat luas. Dengan kata lain, individu yang senantiasa melakukan pengembangan diri akan senantiasa dimotivasi oleh keinginannya untuk mencetak prestasi-prestasi baru. Dengan demikian individu tersebut juga senantiasa berada pada posisi pengaktualisasian-pengaktualisasian diri yang tidak sekedar to be or not to be, tetapi becoming or unbecoming. Melalui pemuasan kebutuhan aktualisasi diri, keberadaan manusia tidak pernah menjadi suatu kondisi yang tetap, tetapi menjadi sesuatu yang selalu berkembang.
Sementara itu, terdapat 15 ciri-ciri individu yang dikatakan sebagai pengaktualisasi diri, yaitu :
  1. Mengamati realitas (kejadian-kejadian & pengalaman hidup) secara konsisten
  2. Penerimaan umum terhadap kodrat, orang-orang lain dan diri sendiri
  3. Spontanitas, kesederhanaan, wajar
  4. Fokus pada masalah-masalah diluar diri mereka
  5. Kebutuhan akan privasi (ruang untuk diri sendiri) dan independensi (kemandirian)
  6. Berfungsi secara otonom
  7. Apresiasi yang senantiasa segar (selalu intropeksi diri)
  8. Pengalaman-pengalaman puncak
  9. Minat sosial tinggi (selalu ingin berinteraksi dengan orang lain, menolong,…)
  10. Hubungan antar pribadi
  11. Struktur watak demokratis
  12. Perbedaan antara sarana dan tujuan, antara baik dan buruk
  13. Perasaan humor yang tidak menimbulkan permusuhan
  14. Kreativitas
  15. Resistensi (tahan) terhadap inkulturasi (peleburan atau penyesuaian antara 2 atau lebih budaya/ adat yang berbeda).
Hal-hal lain yang terkait dalam masalah pengembangan diri adalah tentang kecerdasan emosi. Konsep lama yang mengatakan bahwa IQ (Intelligent Quotient) adalah faktor yang memegang peranan utama dalam menentukan keberhasilan ternyata runtuh, saat ditemukan bahwa orang-orang yang sukses ternyata tidak ber-IQ tinggi, namun mereka adalah orang-orang yang memiliki EQ (Emotional Quotient) tinggi. Secara singkat, Goleman mengatakan bahwa orang-orang yang memiliki kecerdasan emosi adalah orang yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Mengenal emosi diri                       4. Mengenali emosi orang lain
  2. Mampu mengelola emosi               5. Mampu membina hubungan
  3. Mampu memotivasi diri sendiri
Keadaan motivasi berprestasi yang dimiliki individu dapat dilihat dari pendorong perilakunya, apakah ia digerakkan oleh motivasi intrinsik (internal locus of control) atau oleh motivasi ekstrinsik (external locus of control). Individu dengan motivasi berprestasi tinggi senantiasa memiliki dorongan internal, artinya, pilihan-pilihan yang dilakukannya berdasarkan keinginan dan keyakinan dari dirinya sendiri bukan atas dorongan orang lain. Begitupun sebaliknya. Individu dengan motivasi berprestasi rendah yang hanya digerakkan oleh dorongan eksternal, baru bergerak jika ada orang lain yang menggerakkannya. Kompetisinya demi meraih suatu keberhasilan relatif rendah, tidak percaya diri, dan pesimis menghadapi masa depan.
Penutup
Masing-masing diri kita adalah individu yang berdiri sendiri, artinya, memiliki hak penuh untuk menentukan jalan yang akan dilaluinya. Namun, seorang individu adalah sekaligus seorang manusia yang memiliki nurani untuk membedakan antara yang salah dan yang benar, serta memiliki akal untuk memilih mana yang baik dan mana yang tidak.
Adalah manusia, tempat berkumpulnya segala kekurangan. Namun sekaligus tempat bermukimnya segala potensi kelebihan, yang dengan potensi tersebut mampu sensitif menangkap lahan-lahan yang dapat dijadikannya untuk mengembangkan diri. Bagaimana dengan anda ?
Selamat berproses dengan diri !
YAKIN, adalah inti langkah awal kita dalam bertindak

Manusia BERUNTUNG,
Adalah manusia yang selalu berusaha meningkatkan kualitas diri menjadi lebih baik
Kita adalah apa yang kita kerjakan berulang-ulang, karena itu,
Keunggulan bukanlah suatu perbuatan,
Melainkan sebuah kebiasaan.
(Aristotle)
Referensi utama : Juriana, 1999 Ada Cakrawala Terbentang di sana !. K.L.C. Yogyakarta.
Proses Pengembangan Diri
Dalam proses pengembangan diri, menuntut individu untuk mempertimbangkan dan menjawab tiga pertanyaan. Jawaban dari setiap pertertanyaan tersebut tidaklah tetap (bersifat fleksibel), tergantung kondisi kita sat ini. Pertanyaan tersebut adalah:
Dimana saya sekarang ini ?
Pertanyaan ini menuntut beberapa analisis pribadi untuk menciptakan rasa kepuasan atau sebaliknya terfokus pada identifikasi area kekuatan & kelemahan (kita) dalam hubungannya dengan praktek maupun kemampuan.
Dimana saya ingin berada ?
Menjawab pertanyaan ini seharusnya memberikan indikasi mengenai hal-hal yang akan kita kerjakan (disertai dengan sasaran, target waktu, metode yang akan digunakan, identifikasi sumber-sumber yang tersedia & dibutuhkan).
Bagaimana saya akan memonitor (mengawasi) kemajuan saya ?
Individu perlu memutuskan tolok ukur apa yang tepat untuk memonitor perubahan & perkembangan dirinya.




Metode Pengembangan Diri
Beberapa metode pengembangan diri yang dapat dilakukan secara pribadi/ sendiri:
1.  Mengamati perilaku orang lain.
Seorang individu dapat memulai belajar banyak hanya dengan mengamati perilaku orang lain
2.  Refleksi.
Metode ini mengacu pada memikirkan & menganalisis hasil pengamatan. Ini juga mencakup perilaku dan alasan-alasan utama kita dalam bertindak.
3.  Bacaan Penuntun dan orang yang berkeahlian.
Buku-buku petunjuk praktis (Psikologi populer) & saran dari orang yang ahli dapat menjadi penuntun yang baik dalam proses pengembangan diri.
4.  Mencari umpan balik atau masukan dari orang lain.
Hal ini penting untuk memonitor kemajuan yang tercapai maupun kesalahan yang dilakukan.
5.  Mencari tantangan.
Dengan adanya tantangan, menjadikan kita termotivasi untuk selalu berhasil dan lebih unggul, untuk itu butuh usaha dalam meyakinkan diri.
Dalam prakteknya, metode-metode tersebut dapat dikombinasikan dalam penggunaanya.
“BERLATIHLAH, KARENA IA AKAN MENJADIKAN ANDA LEBIH BAIK”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar