Jumat, 04 Juli 2014

Orang kaya dan orang miskin




 
Hakikat kaya menurut pandangan kita tentu sangat berbeda jika dibandingkan pandangan suri tauladan kita Nabi Muhammad Shallahu'alaihi wassalam. Bagi kita mungkin orang kaya adalah orang yang memiliki harta yang banyak nan melimpah, dan begitu juga dengan si miskin, menuruk kita adalah mereka yang kekurangan harta untuk kehidupannya sehari-hari.

Akan tetapi pada dasarnya, bukanlah harta dan kekuasaan yang menjadi tolak ukur orang itu disebut kaya ataupun miskin. tetapi sebutan si Miskin dan Si Kaya sebenarnya adalah sebagaimana yang disabdakan Rasulullah dalam salah satu haditsnya.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, tetapi kekayaan (yang hakiki) adalah kekayaan/kecukupan (dalam) jiwa (hati).”(HR. al-Bukhari No. 6081 dan Muslim No. 1051) 

Bukanlah kekayaan yang hakiki (dirasakan) dengan banyaknya harta, karena banyak orang yang Allah jadikan hartanya berlimpah tidak merasa cukup dengan pemberian Allah tersebut, sehingga dia selalu bekerja keras untuk menambah hartanya dan dia tidak peduli dari mana pun harta tersebut berasal (dari cara yang halal atau haram). Maka (dengan ini) dia seperti orang yang sangat miskin karena (sifatnya) yang sangat rakus. Kekayaan yang hakiki adalah kekayaan (dalam) jiwa (hati), yaitu orang yang merasa cukup, qana’ah dan ridha dengan rezeki yang Allah limpahkan kepadanya, sehingga dia tidak (terlalu) berambisi untuk menambah harta (karena dia telah merasa cukup) dan tidak ngotot mengejarnya, maka dia seperti orang kaya.” (Kitab Tuhfatul ahwadzi, (7/35)

Semoga ulasan singkat ini memberikan kita kesadaran untuk senantiasa bersyukur atas karunia dan rahmat yang telah Allah berikan kepada kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar