PENGEMBANGAN
DIRI
Pengembangan diri merupakan bentuk
perwujudan dari aktualisasi diri, yaitu proses untuk mewujudkan dirinya yang
terbaik sejalan dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Setiap individu
mempunyai kekuatan yang bersumber dari dirinya, namun banyak orang yang merasa
tidak mempunyai kemampuan apa-apa, merasa dirinya tidak berguna dan tidak mampu
mencapai aktualisasi diri. Setiap orang harus mempunyai 3 keyakinan dasar dalam
pengembangan dirinya, yaitu :
- ia mau berubah,
- ia harus berubah,
- ia dapat berubah.
Oleh karena itu pengembangan diri
memerlukan kesadaran dan motivasi untuk berubah. (CHANGE)
Berkaitan dengan pengembangan diri,
kita perlu melakukan pengenalan diri sehingga dapat diperoleh informasi yang
lebih akurat dan lengkap tentang kelebihan, kekurangan, kebutuhan, dan keunikan
dirinya. Selanjutnya perlu dipikirkan beberapa hal berikut :
- Dengan cara bagaimana akan memanfaatkan kekuatan kelebihan ?
- Dengan cara bagaimana kekurangan dapat diatasi ?
- Peluang apa saja yang dapat digunakan untuk memanfaatkan kelebihan dan mengatasi kekurangan ?
- Hambatan apa yang akan dijumpai dalam memanfaatkan kelebihan dan mengatasi kekurangan?
Berkaitan dengan kelebihan dan
kekurangan maka yang perlu diperhatikan :
- Fokuskan pada kelebihan bukan pada kekurangan.
- Sikap terhadap kekurangan :
- Fokuskan pada kekurangan yang menimbulkan dampak negatif besar dan memang mungkin untuk dirubah.
- Janganlah merisaukan kekurangan yang memang tidak dapat diubah, imbangilah dengan melihat dan mengembangkan kelebihan anda.
- Jangan terlalu merisaukan kekurangan kecil yang tidak berdampak dalam kehidupan anda.
PENETAPAN TUJUAN
Berkaitan dengan perumusan tujuan
tertentu, perlu diperhatikan beberapa karakteristik yaitu:
- Bermakna pribadi, sebaiknya mempunyai arti bagi diri seseorang. Tidak untuk menyenangkan orang lain.
- Realistik, Sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan ada kemungkinan untuk mencapainya.
- Jelas dan rinci, tujuan yang luas dan abstrak tidak akan mengarahkan orang pada tujuan yang akan dicapai.
- Menantang, memerlukan usaha untuk mencapainya.
- Beresiko sedang, kemungkinan tercapainya lebih besar daripada kemungkinan gagalnya.
- Dapat diukur, ada kriteria ukuran keberhasilannya.
- Mempunyai batasan waktu.
MANAGEMENT DIRI
Anda sudah mengenal diri, dan anda
sudah menetapkan tujuan ?. Akankah tujuan tersebut tercapai kalau anda
senantiasa tidak mempunyai waktu untuk mencapainya, jika anda senantiasa
mengalahkan tujuan tersebut untuk mengerjakan aktivitas lain ?.
Prinsip dalam management waktu
adalah :
“ Dahulukan yang utama dan anda
harus berani memutuskan mana-mana saja yang utama”.
MATRIKS MANAGEMENT WAKTU
I. AktivitasKrisis, masalah yang
mendesak
|
II. AktivitasPencegahan,
pengembangan, perencanaan, pengembangan hubungan, pengenalan peluang baru,
rekreasi.
|
III. AktivitasBeberapa telepon,
beberapa pertemuan, urusan yang mendesak, aktivitas populer.
|
IV. AktivitasHal-hal sepele, kerja
sibuk, pemborosan waktu, aktivitas menyenangkan.
|
Semua aktivitas yang kita lakukan
pasti termasuk dalam salah satu dari 4 kuadran tersebut. Untuk mengelola
aktivitas diperlukan:
1. Penjadwalan kembali aktivitas
anda. Langkah-langkahnya:
- Telitilah penggunaan waktu anda selama ini.
- Temukan dan kurangi (hilangkan) aktivitas-aktivitas yang berlebihan yang merupakan kuadran III dan IV. Waktu yang digunakan dikurangi atau aktivitas tersebut dihilangkan.
- Aturlah tujuan-tujuan pengembangan diri berdasarkan waktu yang ada dengan prinsip prioritas.
- Lakukan organisasi mingguan terhadap aktivitas anda.
2. Pendelegasian
Ketika suatu urusan tidak dapat
dikerjakan maka bukan beratri kita tinggalkan begitu saja. Cara yang dapat
dilakukan adalah dengan mendelegasikan kepengurusan. Pendelegasian ini berfokus
pada hasil yang diharapkan bukan pada metode dan memerlukan pengertian timbal
balik yang jelas dan terbuka dan komitmen sehubungan dengan harapan dalam 5
area yaitu:
1) Hasil yang diinginkan
2) Patokan
3) Sumber Daya yang dapat digunakan
4) Akuntabilitas (proses evaluasi)
5) Konsekuensi bukan Akibat
2) Patokan
3) Sumber Daya yang dapat digunakan
4) Akuntabilitas (proses evaluasi)
5) Konsekuensi bukan Akibat
PENGEMBANGAN
DIRI
Fase pengembangan diri sesungguhnya
merupakan tujuan yang diharapkan dari proses pengenalan diri. Pengembangan diri
itu sendiri merupakan proses pertumbuhan yang terjadi secara terus-menerus,
berkembang dan selalu berada dalam kemantapan hati demi suatu perbaikan,
pengoptimalan potensi-potensi yang dimiliki dan usaha meminimalkan
kekurangan-kekurangan yang ada.
Pengembangan diri juga merupakan
suatu usaha individu untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan
aktualisasi diri itu sendiri merupakan kebutuhan puncak/ tertinggi (meta needs)
diantara kebutuhan-kebutuhan manusia menurut versi Abraham Maslow.
Kebutuhan-kebutuhan dibawahnya adalah fisiologis (dasar) (physiological
needs), kebutuhan akan rasa aman (safety needs), kebutuhan akan
kasih sayang (love and belonging needs), dan kebutuhan akan harga diri (self
esteem needs).
Sedangkan versi Mc Clelland,
pengembangan diri bisa dikategorikan pada usaha pemenuhan kebutuhan untuk
berprestasi (dikenal dengan n’Ach – need for achievement).
Prestasi disini adalah dalam pengertian luas, tidak sekedar dibatasi lingkup
akademis (seperti nilai, Indeks Prestasi), namun juga termasuk
prestasi-prestasi dalam bentuk lain yang memberikan kontribusi positif bagi
individu yang bersangkutan maupun bagi masyarakat luas. Dengan kata lain,
individu yang senantiasa melakukan pengembangan diri akan senantiasa dimotivasi
oleh keinginannya untuk mencetak prestasi-prestasi baru. Dengan demikian
individu tersebut juga senantiasa berada pada posisi
pengaktualisasian-pengaktualisasian diri yang tidak sekedar to be or not to
be, tetapi becoming or unbecoming. Melalui pemuasan kebutuhan
aktualisasi diri, keberadaan manusia tidak pernah menjadi suatu kondisi yang
tetap, tetapi menjadi sesuatu yang selalu berkembang.
Sementara itu, terdapat 15 ciri-ciri
individu yang dikatakan sebagai pengaktualisasi diri, yaitu :
- Mengamati realitas (kejadian-kejadian & pengalaman hidup) secara konsisten
- Penerimaan umum terhadap kodrat, orang-orang lain dan diri sendiri
- Spontanitas, kesederhanaan, wajar
- Fokus pada masalah-masalah diluar diri mereka
- Kebutuhan akan privasi (ruang untuk diri sendiri) dan independensi (kemandirian)
- Berfungsi secara otonom
- Apresiasi yang senantiasa segar (selalu intropeksi diri)
- Pengalaman-pengalaman puncak
- Minat sosial tinggi (selalu ingin berinteraksi dengan orang lain, menolong,…)
- Hubungan antar pribadi
- Struktur watak demokratis
- Perbedaan antara sarana dan tujuan, antara baik dan buruk
- Perasaan humor yang tidak menimbulkan permusuhan
- Kreativitas
- Resistensi (tahan) terhadap inkulturasi (peleburan atau penyesuaian antara 2 atau lebih budaya/ adat yang berbeda).
Hal-hal lain yang terkait dalam
masalah pengembangan diri adalah tentang kecerdasan emosi. Konsep lama yang
mengatakan bahwa IQ (Intelligent Quotient) adalah faktor yang memegang
peranan utama dalam menentukan keberhasilan ternyata runtuh, saat ditemukan
bahwa orang-orang yang sukses ternyata tidak ber-IQ tinggi, namun mereka adalah
orang-orang yang memiliki EQ (Emotional Quotient) tinggi. Secara
singkat, Goleman mengatakan bahwa orang-orang yang memiliki kecerdasan emosi
adalah orang yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Mengenal emosi diri 4. Mengenali emosi orang lain
- Mampu mengelola emosi 5. Mampu membina hubungan
- Mampu memotivasi diri sendiri
Keadaan motivasi berprestasi yang
dimiliki individu dapat dilihat dari pendorong perilakunya, apakah ia
digerakkan oleh motivasi intrinsik (internal locus of control) atau oleh
motivasi ekstrinsik (external locus of control). Individu dengan
motivasi berprestasi tinggi senantiasa memiliki dorongan internal, artinya,
pilihan-pilihan yang dilakukannya berdasarkan keinginan dan keyakinan dari
dirinya sendiri bukan atas dorongan orang lain. Begitupun sebaliknya. Individu
dengan motivasi berprestasi rendah yang hanya digerakkan oleh dorongan
eksternal, baru bergerak jika ada orang lain yang menggerakkannya. Kompetisinya
demi meraih suatu keberhasilan relatif rendah, tidak percaya diri, dan pesimis
menghadapi masa depan.
Penutup
Masing-masing diri kita adalah individu
yang berdiri sendiri, artinya, memiliki hak penuh untuk menentukan jalan yang
akan dilaluinya. Namun, seorang individu adalah sekaligus seorang manusia yang
memiliki nurani untuk membedakan antara yang salah dan yang benar, serta
memiliki akal untuk memilih mana yang baik dan mana yang tidak.
Adalah manusia, tempat berkumpulnya
segala kekurangan. Namun sekaligus tempat bermukimnya segala potensi kelebihan,
yang dengan potensi tersebut mampu sensitif menangkap lahan-lahan yang dapat
dijadikannya untuk mengembangkan diri. Bagaimana dengan anda ?
Selamat berproses dengan diri
!
YAKIN, adalah inti langkah awal kita dalam bertindak
Manusia
BERUNTUNG,
Adalah
manusia yang selalu berusaha meningkatkan kualitas diri menjadi lebih baik
Kita
adalah apa yang kita kerjakan berulang-ulang, karena itu,
Keunggulan
bukanlah suatu perbuatan,
Melainkan
sebuah kebiasaan.
(Aristotle)
Referensi
utama : Juriana, 1999 Ada Cakrawala Terbentang di sana !. K.L.C. Yogyakarta.
Proses
Pengembangan Diri
Dalam proses pengembangan diri,
menuntut individu untuk mempertimbangkan dan menjawab tiga pertanyaan. Jawaban
dari setiap pertertanyaan tersebut tidaklah tetap (bersifat fleksibel),
tergantung kondisi kita sat ini. Pertanyaan tersebut adalah:
Dimana saya sekarang ini ?
Pertanyaan ini menuntut beberapa
analisis pribadi untuk menciptakan rasa kepuasan atau sebaliknya terfokus pada
identifikasi area kekuatan & kelemahan (kita) dalam hubungannya dengan
praktek maupun kemampuan.
Dimana saya ingin berada ?
Menjawab pertanyaan ini seharusnya
memberikan indikasi mengenai hal-hal yang akan kita kerjakan (disertai dengan
sasaran, target waktu, metode yang akan digunakan, identifikasi sumber-sumber
yang tersedia & dibutuhkan).
Bagaimana saya akan memonitor
(mengawasi) kemajuan saya ?
Individu perlu memutuskan tolok ukur
apa yang tepat untuk memonitor perubahan & perkembangan dirinya.
Metode
Pengembangan Diri
Beberapa metode pengembangan diri
yang dapat dilakukan secara pribadi/ sendiri:
1. Mengamati perilaku orang lain.
Seorang individu dapat memulai belajar banyak hanya dengan mengamati perilaku orang lain
1. Mengamati perilaku orang lain.
Seorang individu dapat memulai belajar banyak hanya dengan mengamati perilaku orang lain
2. Refleksi.
Metode ini mengacu pada memikirkan & menganalisis hasil pengamatan. Ini juga mencakup perilaku dan alasan-alasan utama kita dalam bertindak.
Metode ini mengacu pada memikirkan & menganalisis hasil pengamatan. Ini juga mencakup perilaku dan alasan-alasan utama kita dalam bertindak.
3. Bacaan Penuntun dan orang
yang berkeahlian.
Buku-buku petunjuk praktis (Psikologi populer) & saran dari orang yang ahli dapat menjadi penuntun yang baik dalam proses pengembangan diri.
Buku-buku petunjuk praktis (Psikologi populer) & saran dari orang yang ahli dapat menjadi penuntun yang baik dalam proses pengembangan diri.
4. Mencari umpan balik atau
masukan dari orang lain.
Hal ini penting untuk memonitor kemajuan yang tercapai maupun kesalahan yang dilakukan.
Hal ini penting untuk memonitor kemajuan yang tercapai maupun kesalahan yang dilakukan.
5. Mencari tantangan.
Dengan adanya tantangan, menjadikan kita termotivasi untuk selalu berhasil dan lebih unggul, untuk itu butuh usaha dalam meyakinkan diri.
Dengan adanya tantangan, menjadikan kita termotivasi untuk selalu berhasil dan lebih unggul, untuk itu butuh usaha dalam meyakinkan diri.
Dalam prakteknya, metode-metode
tersebut dapat dikombinasikan dalam penggunaanya.
“BERLATIHLAH,
KARENA IA AKAN MENJADIKAN ANDA LEBIH BAIK”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar