Hakikat kaya
menurut pandangan kita tentu sangat berbeda jika dibandingkan pandangan suri
tauladan kita Nabi Muhammad Shallahu'alaihi wassalam. Bagi kita mungkin orang
kaya adalah orang yang memiliki harta yang banyak nan melimpah, dan begitu juga
dengan si miskin, menuruk kita adalah mereka yang kekurangan harta untuk
kehidupannya sehari-hari.
Akan tetapi pada
dasarnya, bukanlah harta dan kekuasaan yang menjadi tolak ukur orang itu
disebut kaya ataupun miskin. tetapi sebutan si Miskin dan Si Kaya sebenarnya
adalah sebagaimana yang disabdakan Rasulullah dalam salah satu haditsnya.
Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bukanlah
kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, tetapi kekayaan (yang hakiki) adalah
kekayaan/kecukupan (dalam) jiwa (hati).”(HR. al-Bukhari No. 6081 dan Muslim
No. 1051)
Bukanlah kekayaan
yang hakiki (dirasakan) dengan banyaknya harta, karena banyak orang yang Allah
jadikan hartanya berlimpah tidak merasa cukup dengan pemberian Allah tersebut,
sehingga dia selalu bekerja keras untuk menambah hartanya dan dia tidak peduli
dari mana pun harta tersebut berasal (dari cara yang halal atau haram). Maka
(dengan ini) dia seperti orang yang sangat miskin karena (sifatnya) yang sangat
rakus. Kekayaan yang hakiki adalah kekayaan (dalam) jiwa (hati), yaitu orang
yang merasa cukup, qana’ah dan ridha dengan rezeki yang Allah limpahkan
kepadanya, sehingga dia tidak (terlalu) berambisi untuk menambah harta (karena
dia telah merasa cukup) dan tidak ngotot mengejarnya, maka dia seperti orang
kaya.” (Kitab Tuhfatul ahwadzi, (7/35)
Semoga ulasan
singkat ini memberikan kita kesadaran untuk senantiasa bersyukur atas karunia
dan rahmat yang telah Allah berikan kepada kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar